Sunday, February 17, 2008

Jumlah PTS Terus Bertambah, Kualitas Merosot Tajam

Meskipun secara kuantitas jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) terus meningkat tajam, namun dari sisi kualitas terus merosot.

“Setiap tahun jumlah PTS bertambah sebanyak 500,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Pusat Dr Ir H Suharyadi MS pada acara pembukaan Muswil APTISI III di Hotel Madani, Medan.

Perkembangan yang terjadi di PTS katanya masih dari sisi kuantitas. Dari sebanyak 2.100 PTS pada tahun 2003 lalu, sekarang sudah menjadi 2.600 bahkan pada awal tahun ini sudah mencapai 2.730 PTS.

Namun yang paling dikhawatirkan Suharyadi adalah persoalan kualitasnya. Sebab dari jumlah besar PTS tersebut, masalah kualitas masih menjadi tanda tanya besar. Padahal kualitas merupakan satu hal penting.

Hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga survei katanya, dari 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia, tidak ada satu pun PTS yang berasal dari Sumut yang masuk kategori terbaik. Hanya USU yang masuk ranking 10.

“Malah untuk masuk ranking 100 besar PTS terbaik pun tidak ada yang berasal dari Sumut,” katanya.

Sedangkan untuk kualitas dunia, perguruan tinggi Indonesia juga mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis. Tahun lalu, versi majalah Times masih menempatkan UI di posisi 256 perguruan tinggi terbaik di dunia.

“Tahun ini menurun drastis, malah universitas ternama seperti UI, ITB dan UGM hanya berada di bawah posisi 350 besar,” katanya.

Omong Kosong Tanpa Dana

Disebutkan, kualitas tanpa dana adalah omong kosong bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Sebab pendidikan tinggi berkualitas membutuhkan dosen berkualitas yang tentunya harus digaji mahal. Di samping sarana dan prasarana yang memadai tentunya.

Rektor Universitas Mercu Buana Jakarta ini meminta agar APTISI mampu melakukan terobosan agar lebih greget sehingga mampu menemukan inovasi-inovasi terbaru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Sementara itu, Ketua APTISI Sumut Ir H Syahrum Razali MS mengatakan, dari 207 PTS di Sumut yang mengirimkan pesertanya adalah sebanyak 65 perguruan tinggi.

Dia berharap APTISI Sumut ke depan bisa lebih aktif dan kreatif lagi dalam mencari alternatif pengembangan dunia pendidikan tinggi di Sumatera Utara.

Bahdin Terpilih

Saat pemilihan suara, Bahdin Nur Tanjung SE MM yang juga Rektor UMSU terpilih sebagai ketua APTISI Sumut setelah mengalah rival beratnya Dr Sri Sulistyawati, SH MSi, Dr Yuris Danilwan, SE MSi dan Ilmi. Bahdin Nur Tanjung mengantongi 84 suara, sedangkan Dr Sri Sulistyawati yang juga Rektor UMN hanya 24 suara, Dr Yuris Danilwan SE MSi hanya mengantongi 3 suara dan Ilmi 1 suara.

Usai terpilih sebagai ketua sekaligus formatur tunggal, Bahdin menyatakan akan berusaha sekuat tenaga untuk memajukan APTISI Sumut. Dia menegaskan, salah satu tugas beratnya adalah meningkatkan mutu pendidikan tinggi dari perguruan tinggi swasta di Sumut, menghadapi globalisasi pendidikan.

“Tantangan berat kita adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini perguruan tinggi swasta menghadapi tantangan dari perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi asing yang mulai melakukan terobosan model pendidikan,” katanya.

Untuk itu, dikatakan Bahdin, perguruan tinggi swasta di Sumut perlu bersama-sama untuk maju menghadapi tantangan ini. Caranya adalah dengan bahu-membahu untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Selain itu, organisasi seperti APTISI ini, dikatakan Bahdin, perlu melakukan berbagai terobosan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

Tugas utama APTISI dikatakannya harus menjadi assosiasi perguruan tinggi,wadah berhimpun Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Pimpinan Yayasan Perguruan Tinggi di Sumut tanpa membedakan besar kecil, jenis dan model PTS tanpa membedakan suku agama dan missi serta visi masing-masing PTS.

Selanjutnya, Bahdin akan segera membentuk kepengurusan yang melibatkan berbagai perguruan tinggi swasta. Dia juga menyebutkan pengurus APTISI periode lalu akan tetap dilibatkan jika masih berkenan duduk di jajaran pengurus APTISI periode 2008-2012. (AnD)

No comments: