Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 60 rumah penduduk di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, hampir bisa menikmati gas metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan itu karena instalasi penangkapan gas di gunungan sampah itu sudah masuk tahap penyelesaian.
Hasil pantauan di TPA Gampong Jawa, Kamis (5/11), sebanyak 18 batang pipa penangkap gas metan yang ditegakkan dengan kedalaman sekitar enam meter dari atas gunungan sampah itu sudah rampung terpasang. Di dalam tumpukan sampah besar tersebut juga dipasang sekitar 150 batang pipa secara horizontal, yang disambungkan dengan pipa penangkapan gas.
“Ini sudah memasuki tahap akhir. Pemasangan instalasi penangkap gas yang di atas TPA sudah selesai. Kita akan ujicoba ke penampungannya di Intermediate Treatment Facility (ITF), kata Kepala Pengelola Unit Instalasi ITF Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh, Yusnan ST, kepada wartawan saat berada di TPA.
Setelah pengujian di tempat penampungan gas di ITF, barulah disalurkan ke 60 rumah penduduk di Gampong Jawa. Namun, di perkampungan itu akan dibuat sebuah tandon (tempat penampungan gas metan) lebih dulu sebelum disalurkan ke rumah warga.
Dikatakan, kalau ITF di TPA selesai dikerjakan dalam dua hari ke depan, pihaknya langsung menyuplai gas metan itu ke rumah warga. “Mudah-mudahan pada November selesai dikerjakan dan pada Desember warga sudah bisa menggunakan gas tersebut,” ungkapnya. Pemanfaatan tumpukan sampah yang bisa menghasilkan biogas tersebut dilakukan DK3 Banda Aceh setelah keberhasilan pengolahan lumpur tinja (PLT) di TPA Gampong Jawa itu.
“Karena keberhasilan PLT, kita bersemangat untuk membuat biogas yang dihasilkan TPA melalui sampah yang sudah menggunung di tempat pembuangan,” ujarnya sembari menambahkan, pihaknya melakukan tahap awal dengan memulai survei pada April lalu, kemudian membangun penangkapan, yakni memasang pipa mulai Juni dan selesai Oktober 2015.
Dari tumpukan sampah seluas sekitar lima hektare dengan ketinggian 20 meter lebih itu, selain menghasilkan gas sekitar 4.000 m3/hari, sampah ini juga bisa menghasilkan energi listrik sebesar 40 ribu watt, dan itu bisa digunakan untuk menghidupkan genset.
Sementara pemberian gas secara cuma-cuma kepada 60 rumah penduduk di Lorong V Gampong Jawa tersebut juga sebagai kompensasi bagi warga di sekitar TPA yang selama ini mencium bau sampah. Masyarakat bisa menggunakan gas itu untuk memasak dan penerangan. (rfl)
No comments:
Post a Comment