Sunday, August 18, 2013

IPB buka "Kampus" di empat lokasi



JAKARTA - Mulai tahun ini, siswa SMA/sederajat di empat daerah dapat menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) tanpa harus merantau ke Kota Hujan. Hal tersebut dimungkinkan melalui program Akademi Komunitas yang efektif pada September 2013.

Akademi Komunitas ini merupakan hasil kerjasama IPB dengan empat Pemerintah Daerah, yakni Kabupaten Aceh Tamiang (Nanggro Aceh Darussalam), Kabupaten Enrekang (Sulawesi Selatan), Kabupaten Lembata (Nusa Tenggara Timur), dan Kepulauan Yapen (Papua). Program tersebut berupa Program Studi di Luar Domisili (PDD), setara Diploma Dua (D-2) dan Diploma Satu (D-1).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS. menjelaskan, Program Akademi Komunitas ini merupakan perwujudan dari Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

"Program ini juga merupakan mandat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bertujuan meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah," papar Yonny seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jumat (16/8/2013).

Pionir kampus pertanian di Tanah Air itu menyiapkan Program Studi di Luar Domisili sejak 2012 lalu. Bersama pemda keempat daerah tersebut, IPB menggodok sistem penerimaan mahasiswa, rekrutmen pengajar, kurikulum, sistem pengajaran, mata kuliah, manajemen pendidikan tinggi dan segala sesuatu terkait sistem pendidikan serta akademisnya.

Di lain pihak, kebutuhan fisik Akademi Komunitas seperti sarana prasarana program seperti gedung, lahan, peralatan laboratorium, dan sebagainya disiapkan keempat pemda.

Uniknya, staf pengajar dalam program ini bukan hanya dari staf pengajar IPB dan dari daerah asal. "Kami juga merekrut pengajar dari kalangan praktisi di daerah seperti pekebun kopi, pembudidaya ikan dan sebagainya," imbuh Yonny.

Tidak hanya praktis karena mahasiswa tidak perlu merantau ke Bogor, biaya pendidikan Program Studi di Luar Domisili pun sangat terjangkau. Belum lagi kesempatan beasiswa yang diberikan oleh pemda setempat kepada lulusan SMA/SMK yang berprestasi yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan.

"Diharapkan pada 2015, Program Studi Domisili menjadi Akademi Komunitas, sementara pemerintah hanya sebagai penyelenggara dan IPB sebagai pembina," ujar Yonny.

Pada program ini, IPB membuka pendidikan setara D-2 untuk Program Studi Teknologi Industri Benih, Manajemen Informatika, serta Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya di Kabupaten Aceh tamiang dan Kepulauan Yapen, Papua.

Di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, IPB membuka pendidikan setara D-2 Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan, Teknologi dan Manajemen Produksi Hortikultura, dan Teknologi Hasil Pertanian. Sedangkan di Kabupaten Lembata, NTT, IPB membuka pendidikan setara D-2 Program Studi Ekowisata, Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, dan Teknologi Hasil Pertanian. Pendaftaran dilakukan di Dinas Pendidikan Daerah setempat hingga September 2013. (rfa)